7 Beras Lokal Terenak di Indonesia
Nasi merupakan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Bahkan, saking bergantungnya masyarakat Indonesia pada nasi, sampai beredar anekdot, “Mau makan sebanyak apapun, kalau belum makan nasi, itu sama saja belum makan!”. Hal tersebut menunjukkan betapa vitalnya nasi sebagai menu makanan utama di Indonesia. Karena itulah, sebelum menghidangkan nasi, kita perlu mengetahui jenis beras seperti apa yang mampu menghasilkan nasi yang lezat. Dan tak perlu jauh-jauh mencari beras impor, karena beras lokal pun banyak yang memiliki kualitas tinggi. Berikut adalah 7 beras lokal terbaik yang bisa didapatkan di sekitar kita:
1. Pandan Wangi
Pandan Wangi merupakan jenis beras yang tumbuh di Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Beras Pandan Wangi memiliki butiran beras berwarna putih—agak bening, dan berbentuk bulat dan memanjang. Keunikan pada beras Pandan Wangi ini terletak pada aromanya, karena menguarkan wangi yang mirip dengan pandan. Selain itu, tekstur beras ini saat ditanak menjadi nasi menjadi lembut dan pulen. Wangi pandan yang unik ini ditimbulkan oleh senyawa 2AP (2-acetyl-1-proline), senyawa yang menghasilkan aroma daun pandan. Menariknya lagi, beras beraroma pandan ini hanya bisa ditemukan di Kecamatan Warung Kondang, sebab jenis tanah dan air yang terdapat di wilayah tersebutlah yang menyebabkan padi mengandung senyawa 2AP. Karena keunikan wangi pandan dan teksurnya yang pulen, harga beras Pandan Wangi lebih mahal dibandingkan dengan jenis beras lain.
2. Sentra Ramos
Beras IR 64 atau yang biasa disebut dengan Sentra Ramos adalah jenis beras pulen yang lazim ditemui di pasaran dengan harga yang terjangkau. Beras ini memiliki bulir-bulir yang panjang dan berwarna putih. Ciri lain dari beras ini adalah rasa nasinya tidak menguarkan aroma apapun. Karena beras ini merupakan salah satu jenis beras yang paling umum ditemukan, maka kita harus waspada karena banyak oknum yang menambahkan zat kimia untuk membuat beras ini menjadi wangi seperti pandan. Untuk itu, sebelum membeli beras ini, pastikan bahwa beras yang memiliki bulir panjang—sebagai ciri khas beras Sentra Ramos, tidak memiliki wangi apapun.
3. Beras IR 42
Beras IR 42 merupakan jenis beras yang cocok untuk membuat nasi uduk atau nasi padang. Hal ini disebabkan karena beras IR 42 memiliki tekstur yang pera dan tidak lembut, sehingga akan ada sensasi “ambyar” saat mengambil nasi yang berasal dari beras IR 42 langsung dengan tangan. Beras IR 42 memiliki bentuk yang panjang dan tidak bulat. Beras IR 42 membutuhkan waktu 135-145 hari hingga siap dipanen. Karena jangka waktu panennya terbilang lama, maka beras IR 42 jarang ditanam oleh petani. Hal tersebut menyebabkan harga beras IR 42 lebih mahal dibandingkan beras IR 64 (Sentra Ramos).
4. Mentik Susu
Beras Mentik Susu yang merupakan salah satu golongan beras bertekstur pulen ini merupakan beras organik yang juga menguarkan aroma wangi. Beras Mentik Susu merupakan beras khas Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Bentuk beras ini berwarna putih susu dan bentuknya mirip dengan beras ketan. Selain rasanya yang lezat, beras Mentik Susu juga memiliki manfaat untuk menurunkan gula darah, terutama pada penderita penyakit diabetes melitus. Hal ini disebabkan karena beras Mentik Susu merupakan beras organik yang ditanam tanpa menggunakan pupuk atau pestisida kimia, sehingga beras ini memiliki kandungan nutrisi dan mineral yang tinggi. Karena ditanam secara organik, harga beras ini juga cenderung mahal, namun berguna sekali untuk kesehatan.
Baca Juga: 5 Peluang Bisnis dari Gaya Hidup Sehat
5. Anak Daro
Beras Anak Daro, merupakan beras khas dari daerah Solok, Sumatera Barat, dan dikenal sebagai salah satu jenis Beras Solok yang paling populer. Beras Anak Daro ini memiliki warna putih dan bulir yang kecil-kecil. Akan tetapi, bulirnya akan menjadi besar saat berasnya dimasak. Beras Anak Daro menghasilkan tekstur nasi yang lunak, mudah terpisah-pisah, namun tidak mudah hancur (pera). Beras dengan tekstur seperti ini cukup populer di lidah masyarakat Sumatera. Selain itu, rasanya yang khas dan lezat membuat beras Anak Daro merupakan beras Solok yang sangat digemari banyak orang.
6. Rojolele
Beras Rojolele juga merupakan beras yang lazim ditemui di pasaran, terutama di pulau Jawa, karena beras ini berasal dari Klaten, Jawa Tengah. Beras Rojolele memiliki warna putih susu dan bulir berbentuk bulat. Beras Rojolele bertekstur pulen dan lembut saat dimasak menjadi nasi. Beras Rojolele merupakan jenis beras yang tidak mudah dipanen, maka dari itu, harganya pun cenderung mahal. Akan tetapi, beras ini tetap jadi favorit banyak orang karena kelembutannya dan tidak memiliki wangi khas, seingga cocok untuk orang-orang yang tidak menyukai nasi yang wangi. Maka dari itu, seperti halnya beras Sentra Ramos, perlu diwaspadai apabila di pasaran ditemukan beras Rojolele yang menguarkan aroma pandan.
Baca Juga: Pelaku Usaha Tani Lindungi Aset Anda bersama Asuransi Usaha Tani Padi
7. Mentik Wangi
Beras Mentik Wangi hampir mirip dengan Mentik Susu. Hanya saja, bulirnya berbentuk bulat dan lebih panjang daripada Mentik Susu. Selain itu warnanya pun cenderung putih kusam. Saat ditanak, beras ini menguarkan aroma wangi. Beras Mentik Wangi juga merupakan jenis beras organik yang ditanam tanpa menggunakan zat kimia tambahan seperti pestisida, yang membuat harganya mahal. Akan tetapi, sama seperti Mentik Susu, mengonsumsi beras Mentik Wangi baik untuk kesehatan karena kaya akan nutrisi dan mineral.
Demikian 7 beras lokal terenak di Indonesia, yang lazim ditemukan di pasaran. Selera masyarakat Indonesia akan beras juga beragam. Contohnya, di pulau Jawa, orang akan lebih menyukai nasi yang pulen, tapi di Sumatera, masyarakatnya lebih menyukai beras yang pera. Untuk itu, Anda bisa sesuaikan jenis beras yang Anda akan beli berdasarkan selera Anda dan keluarga, karena beras lokal di Indonesia yang terdiri dari banyak jenis mengakomodir kesukaan masing-masing masyarakatnya.